Sistem otot adalah sistem
organ pada
hewan dan
manusia yang mengizinkan makhluk tersebut bergerak. Sistem otot pada
vertebrata dikontrol oleh
sistem saraf, walaupun beberapa otot (seperti otot
jantung) dapat bergerak secara otonom. Manusia sendiri memiliki sekitar 650 jenis otot rangka.
Jenis-jenis Otot
Otot ada tiga macam, yaitu otot lurik/otot kerangka, otot polos, dan otot jantung.
Otot Kerangka/Otot Lurik
Otot kerangka adalah otot yang melekat pada kerangka. Bagian tubuh
kita yang berdaging merupakan otot kerangka. Otot ini disebut juga otot
lurik, karena jika dilihat dari samping, serabut otot ini memperlihatkan
suatu pola serat melintang atau bergaris. Irisan melintang otot ini
memperlihatkan beribu-ribu serabut otot. Serabut-serabut itu tersusun
dalam berkas-berkas yang sejajar, dan terikat sesamanya oleh jaringan
penyambung yang dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Ukuran diameter
otot ini 50 mikron dengan panjang 2,5 cm.
[1]
Kontraksi otot rangka cepat, kuat, dan disadari. Setiap serabut otot
dibungkus oleh endomisium, kumpulan berkas-berkas serabut dibungkus oleh
fasia propia/perimisium, sedangkan otot (daging) dibungkus oleh selaput
fasia super fisalis/epimisium. Endomisium, perimisium, dan epimisium
bergabung membentuk urat (tendon) yang melekatkan otot pada tulang
Otot Polos
Sel otot polos memiliki bentuk memanjang dengan kedua ujungnya yang
runcing dan nukleus terletak di tengah sel otot. Serat miofibril pada
otot polos bersifat homogen dan lebih kecil dari serabut otot lurik.
Otot polos terdapat pada dinding pembuluh darah, dinding saluran
pencernaan, paru-paru, dan ovarium. Otot ini bersifat lambat bereaksi
dalam menerima rangsang, tetapi tahan terhadap kelelahan, dan bekerja di
bawah pengaruh saraf tak sadar.
[2]
Otot Jantung
Otot jantung dijumpai hanya pada dinding jantung. Struktur otot
jantung menyerupai otot lurik, tetapi nukleus terletak di tengah sel dan
memiliki percabangan. Setiap percabangan pada otot jantung terdapat
jaringan pengikat yang disebut discus interkalaris. Otot jantung bekerja
di bawah pengaruh saraf tidak sadar, cepat bereaksi terhadap
rangsangan, dan tahan terhadap kelelahan.
[2]
Referensi
- ^ Endang & Idun. (2009). Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya
- ^ a b Faidah Rachmawati. (2009). Biologi
Tiada ulasan:
Catat Ulasan